Daring

Oktober, bulan ini adalah bulan yang terberat buat Rizki. Ia harus melaksanakan semua aktivitas dengan hanya berdiam diri di rumah. Kalaupun ada pekerjaan, kuliah, dan gabut, Asep hanya bisa menyalakan komputer, handphone, dan internet. Asep siapa bambang? Oh iya, Rizki :(

Rasa malas juga sering menghinggapi dirinya dari hari ke hari. Bukan tanpa sebab, memang karena hawanya aja yang bikin males. Seperti ada aurah hitam, penyebab kemalasanneuh (pake gunnah). Bahkan setelah mandi. Masih aja –nggak deng, ada perubahan kalo udah mandi mah. 

Maka sekali lagi, mandi itu manjur ngilangin males. 

Online atau dalam jaringan alias daring. Siapa sih yg betah terus-terusan online? Lama-lama bisa lupa cara hidup di dunia nyata. Kek terkurung gitu jadinya guyes. Waktu aku nulis saatnya rebahan, saat itu aku seneng banget bisa rebahan dan melakukan hal produktif meski dari kasur. Tapi, sekian lama...

Iyah, ternyata masih sob. Belum ada perubahan yang jreng-jreng-jreng. Pengen rasanya kuliah, masuk kelas, dan bercengkrama. Namun apa daya, masih terbatas. Belum sepenuhnya new normal. Masih ada beberapa segmen yang dilakukan secara daring. Gila segmen wkwk.

I think new normal itu, bisa aja diterapin kalo semuanya udah bisa ngelakuin gaya hidup sehat dan selalu mematuhi protokol kesehatan, masker dipake buat yang sakit maupun buat pencegahan a.k.a everyone should wear it gitulah. Makan-makanan yang bernutrisi, menjaga diri dari hal-hal yang merugikan diri. Beuh..

Akhirnya waktu demi waktu Rizki hanya menjalani rutinitas yang menurut dia sangat tidak produktif, tapi mungkin hal itu merupakan sesuatu yg diinginkan banyak orang. Tentu saja dia bersyukur. Karena jika tidak, bebannya hanya akan semakin bertambah. Satu beban kebosanan, dua beban tugas kuliah, tiga, empat, lima, enam, tujuh, dan delapan beban tidak bahagia. Yup, sobat, kunci bahagia menurutnya adalah beryukur, menerima yang ada.

Jadi, meski kehidupan sekarang di dominasi oleh daring alias dalam jaringan, Rizki tetap menjalaninya dengan penuh senyuman, contohnya adalah setiap kali dia bercermin di kaca, ia senyum pada dirinya sendiri, meskipun terkadang, ia juga mengeluhkan pedihnya rasa bosan sendiri wkwk. Dan, memang wajar. Siapa sih yang suka dengan rasa sepi dan bosan?