BELAJAR

Cerita kali ini tentang gimana aku bisa belajar dari yang namanya kesalahan, meskipun berasa sakit dan pahit, tapi ternyata itu semua ada hikmahnya.

bljrbljr

Awalnya aku pikir, kenapa nggak, gitu kan, untuk mencoba dan mencoba, namun pada akhirnya tetep aja gagal, gitu, tapi dari sana, aku belajar satu hal, eh bentar ini masuknya ke kesimpulan.

Ulang.

Sebenernya ada 3 cerita yang mau aku share kali ini. Semoga tulisan ini sedikit menghibur sobat sekalian, kalo nggak, yaa berarti aku nggak terlalu ahli untuk jadi cowok penghibur mwhehehe.

Oke, kita akan masuk ke cerita pertama. Jadi ceritanya aku kemaren sempat ketemu sama seseorang yang nawarin kerjaan, tapi ujung-ujungnya cuman dapet yang namanya pi eic pi 'php'.

Awalnya gini temen-temen, aku tuh pengen aja gitu mengisi waktu luang yang kosong dengan mencari pengalaman baru, salah satunya adalah dengan bekerja part-time, secara mahasiswa gitu kan, jadi ya nggak mungkin bisa ngambil pekerjaan yang full-time, at least aku nyari dong, internetlah ceritanya sarana pencarian aku itu.

Tiba-tiba dapetlah aku lowongan itu, tanya-tanya, bla-bla-bla, dan berakhirlah dengan interview. Ceritanya jadi reporter radio gitu, wawancara, selesai, dan udah, abis gitu aku balik ke kost-an, terus harus ditungguin kan hasilnya?

Nah sebelumnya kenapa aku pengen jadi reporter? Sebab, emang dari dulu aku suka banget tuh berkecimpung di dunia jurnalistik, secara, mantan member journalist student club di SMA gitu lah, dan setelah masuk kuliah, berasa hobby itu bergeser, "eh kenapa ya?" pikirku dalem hati, nggak kenapa-napa juga sih sebenernya, mungkin karena emang ketika masuk kuliah aku nggak nemuin wadah yang sama, karena beda aja gitu. Yaa nggak taulah, mungkin waktu itu belom nemu kecocokan aja. Kayak jodoh.

Akhirnya, terbersit dipikiran yang menggunggah dalam jiwa, perasaan aneh yang timbul kepermukaan, aku tiba-tiba pengen jadi reporter lagi, dan begitulah awal mula aku nyari-nyari job yang ada hubungannya sama jurnalistik, di radio lagi, siapa tau jadi penyiar kan? Masalah fee mah urusan entar, yang penting happy 76 (tujuh enam).

Hari berganti hari, siang ke malam, sampe seminggu nggak ada juga tuh yang ngasih kabar bahwa aku diterima atau tidak, duh perasaan udah mulai campur aduk gimana gitu kan, ditambah kenapa ini tempat tuh ngeselin banget gitu, setidaknya kasih aku opsi haha, maksudnya kalo gagal ya kasih tau juga gitu lah. Biar aku jadi lapang dada, weis dadaku lapang.

Singkat cerita, ketika aku jalan-jalan di pinggir jalan, tiba-tiba terpikir, ternyata nomor handphone baru inget waktu itu ternyata ganti, dan nomor handphone yang dikasihin ke tempat itu adalah nomor aku yang lama, berarti? Oh.. dari sini masalahnya, bukan dianya yang php tapi aku yang bego. wkwkwk. Itu pertama.

Cerita kedua ini adalah tentang dimana, btw ini cerita paling baru dari hidup aku, masih dari oven, nggak basi. Hehe, kalo ada mutiara dalam ceritaku ambil aja.

Jadi ceritanya waktu itu ada dosen yang rese banget, perfectionist lah orangnya, salah dikit aja dikomentarin. Kan kayak (dilarang mengumpat).

Singkat cerita, si dosen ini tiba-tiba minta kita yang ada di kelas nanya ke kelompok yang udah presentasi, aku waktu itu nanya dong kan, karena emang ada yang nggak paham, ini nih contoh mahasiswa yang baik, menanyakan karena penasaran, bukan mengerjai teman. Tapi teman yang baik itu adalah teman yang ngasih kerjaan kepada temannya.

"Iya kamu." Kata moderatornya.
"Sebutin nomor kelompok kamu!" Dosen yang terhormat nimbalin.
"12 pak."
"Nomor 12? Ilham?"
"Oh? 13 pak."
"Rizki Cahya Permana?"
"Iya pak."
"Saya kurangin point kamu satu ya, nama kelompok aja nggak tau." Sambil kek ngeledek gitu.

Whaaaat?

Udah lah ceritanya, dan akhirnya semester itu selesai, terus kita ngecek nilai, eh dapet gede, ternyata, sibapak ini becanda. wkwk.

Sampailah pada cerita terakhir. Cerita tentang terlalu percaya diri.

Jadi gini, pada waktu presentasi salah satu mata kuliah, inisial mata kuliah ini adalah literasi informasi. Hehe.

Ceritanya waku itu ada presentasi perorangan yang diharuskan mahasiswanya untuk mempresentasikan hasil dari apa yang dia temukan selama masa pencarian, akhirnya kita presentasi dong, dan aku? Tentu duta sampo lain, eh maksudnya selalu siap.

Karena rasa percaya diriku yang terlalu dan teramat tinggi pada saat itu, aku melupakan hal yang sederhana, nggak usah detail banget kali ya?

Singkat cerita aku ini dikasih komentar kurang enak sama dosennya, karena emang ada yang salah dalam penggunaan aplikasi yang aku gunain buat presentasi itu, tanggung deh, jadi ceritanya kita disuruh nyari journal dengan nunjukin cara nyarinya, dan aku? duta sampo lain, wkwk. Eh, pake pencarian advance yang cuma make satu kata kunci, dan jelas itu salah banget, karena dipencarian advance kita bisa memasukan lebih dari satu kata kunci, akhirnya gitulah, aku termakan percaya diri.

END

Ok, pesan moral dari ketiga cerita di atas adalah, satu, dari cerita yang pertama itu kita belajar, bahwa kesempatan itu bisa datang kapan saja, dan kesalahan kita adalah membiarkan kesempatan itu berlalu di depan mata kita, kesempatan adalah waktu, kesalahan kita tentang waktu adalah selalu menggapnya benda mati, sebuah jarum jam yang terus berputar, padahal waktu itu terus bergerak.

Kesalahan kita yang lain soal waktu adalah selalu menyepelekan akan kekejaman waktu itu sendiri, dan kenapa kita? Karena mungkin nggak hanya aku aja, mungkin sobat juga pernah ngalamin? Ya, mungkin karena kita selalu dibutakan sama yang namanya kelapangan, sehingga membuat kita lupa kapan sebenarnya ada sempit, sempit waktu, sempit kesempatan, dan sempit ruang.

Kedua, ini sederhana, selalu berprasangka baik, dan jangan angkuh, hargain yang lebih tua, kemudian, jadilah anak muda yang teliti, jangan ceroboh dan menulislah, kita lupa karena kita nggak inget, kita nggak inget karena lupa, lupa itu obatnya menulis, ya itulah.

Makanya mahasiswa juga dituntut rajin menulis kayak siswa biasa. Kesalahan kita karena lupa itu masih bisa ditolerir karena kita manusia, tempatnya lupa dan dosa, tapi jika manusia melakukan kesalahan (lupa) itu sering banget, bukan lupa namanya, tapi emang bodoh, bego, karena masuk ke lubang yang sama berkali-kali, harusnya kalo kita lupa direkam, dinget-inget, diwaspadai, kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi, bahwa di depan kita ada lubang yang bisa menjerumuskan kita ke dalamnya, ya se-simple as that.

Ketiga, kesalahan kita yang lain juga, adalah nggak belajar dari alam, bahwa kita ini sebenarnya kecil, dan coba perhatiin ada matahari yang segede itu, terus bumi, mars, neptunus, jupiter, dan kawan-kawannya, yang menciptakan itu semua sudah sangat pasti Maha Besar, sementara kita manusia kecil, kayak semut, percaya diri boleh, tapi jangan terlalu, nanti ujung-ujungnya sombong, dan apa coba yang mau disombongkan dari manusia? Nggak ada, dibanding dengan itu semua. Jadi rendah hatilah, percaya diri artinya nggak malu, malu berbuat kebaikan misalnya?

Setelah itu,

Belajar? Sebenernya kenapa sih kita harus belajar? Karena kalo kita nggak belajar, kita nggak bakal tau tuh gimana caranya ke wc, caranya cebok, caranya berak, caranya make-up-an, caranya mandi, caranya melakukan hal kecil-kecil kek gitu tuh, butuh ilmu gitu loh, apapun itu, dan gimana caranya ibadah juga, dan-nya lagi, kita nggak bakalan tau tuh gimana caranya belajar yang baik itu gimana, kalo, kita nggak belajar.

Apa yang akan kita lakukan hari esok dan apa yang akan kita lakukan sekarang, gimana cara ngelewatinya? Itu semua bisa diketahui dengan belajar.

Belajar itu simple, tinggal duduk mendengarkan, memperhatikan, memahami, menghayati, kemudian lakukan. Jadi kita bakalan tau tuh kewajiban kita sebagai manusia apa, goal kita apa, apa yang harus kita lakukan, dan apa yang harus kita hindari atau tidak dilakukan.

Dan, belajar butuh proses, dimana kesalahan itulah prosesnya, nggak apa-apa salah, karena kita lagi belajar. Urusan hasil kita serahin ke Allah. Itu.
Rizki Cahya Permana

Minimalism.

19 Comments

  1. Salam.
    Dari paparan kisah di atas, kesimpulannya LUPA karena kita gagal fokus atau terlalu fokus pada hal lain. Seperti soal kerjaan, lupa telah ganti nomor dan tak langsung menghubungi. Ada manajemen diri yang luput. Masukin ke dalam skedul seperti bikin cacatan post-it untuk ditempelkan di tempat yang mudah diingat. Yah, semoga ke depannya tidak demikian lagi.
    Soal salah nomor, kita tegang bisa bikin lupa angka, salah sebut. He he.
    WSoal terlalu PD, perasaan itu bisa bikin kita tanpa sadar mengeluarkan semacam hormon ketegangan yang tak terdeksi saking percaya dirinya. Kalem kala melakukan sesuatu. Jangan lupa minum air putih dulu agar tak dehidrasi, he he.
    Yah, bisa jadi hal yang kerap luput dalam hidup kita karena lupa adalah pengingat bahwa kita ini tempatnya khilaf agar senantiasa sadar pada Yang Menciptakan kita ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah terima kasih sudah dibantu untuk menyimpulkan kak rohyati, ^.^ Iya bener LUPA, wkwk. Selalu keren nih komentar dari kakak, hehe.
      Setuju, dan bener banget tegang kala terlalu percaya diri karena jika melakukan kesalahan kecil saja akan membuat diri kita seperti terbanting harga diri, padahal ngga harus seperti itu, eh gimana sih, I don't know what I say wkwk.
      Sip, ada yang menciptakan ingatan, yakni Allah Swt. Semoga kita diberkahi ingatan yang sempurna, aamiin.

      Delete
    2. He he, kasus itu bukan aib karena siapa pun bisa mengalaminya. Komen saya berdasarkan analisis dari melihat sekitar plus pengalaman diri sendiri. Namun saya bukan orang yang PD-an, malah bisa gugup dan gelisah kalo harus tampil di muka umum, jadi blank. Ha ha.
      LUPA itu manusiawi, apa pun itu seakan menunjukkan kapasitas kita bagaimana di bawah Sang Pencipta.
      Mungkin cara terbaik melawan lupa adalah dengan rajin melakukan kegiatan berbau literasi plus banyak zikir (ah, sayua malah tak praktekin perbanyak zikirnya, payah, ya?).
      Kita akan alami banyak tahap hidup, lalu tahap demikian akan membuat kita selalu alami hal bernama lupa. Bisa jadi karena lalai, lelah, super yakin, atau tak berminat.
      Ingatan kita pada dasarnya tak sempurna, kita hanya bisa berupaya agar tak lupa secara sengaja atau amnesia.
      Makasih.
      Tulisan di atas adalah refleksi diri yang jujur. Saya suka karena apa adanya dan tak sok pencitraan. :)

      Delete
    3. yup, pengalaman itu emang jadi bekal tersendiri hehehe.
      Dzikir itu mengingat, jadi barang siapa yang sering-sering mengingat Tuhannya pasti akan dimudahkan dalam urusan ingatan yang lain (?) maksudnya jadi mudah menjalani segala aktivitas, karena memang atas bimbinganNya.
      Yup makanya nikmati prosesnya.
      hehehe makasih kak, alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah, apa atuh aku mah nulis aja jarang-jarang wkwk.
      Thank you teteh komentarnya mantul.

      Delete
    4. Belajar itu simple, tinggal duduk mendengarkan, memperhatikan, memahami, menghayati, kemudian lakukan. Jadi kita bakalan tahu tuh kewajiban kita sebagai manusia apa, goal kita apa, apa yang harus kita lakukan, dan apa yang harus kita hindari atau tidak dilakukan.

      Dan, belajar butuh proses, dimana kesalahan itulah prosesnya, ngga apa-apa salah, karena kita lagi belajar. See?
      Saya suka quote di atas. Ini khas Mas Rizki. Yang muda juga punya perenungan mendalam tentang makna belajar secara filosofi dan mempraktikkannya.
      Hidup ini penuh ketakterdugaan dan sekian ketidaktahuan kita, dengan belajar kita akan tahu dan jangan takut salah dalam prosesnya. Ya, saya pun mengamini hal tersebut.
      Kita belajar secara terus-menerus demi hidup kita yang berkualitas. Belajar mewnuntut kesungguhan hati dan sikap tawadu untuk menjalaninya. Kita belajar untuk tahu bukan agar jadi orang yang sok tahu alias sotoy. Itu akan dijauhi jika sotoy, he he.
      Salam.

      Delete
  2. kunjungan pertama kali ni. salam kenal

    ReplyDelete
  3. terus berjuang gan, tetap semangat
    balik mampir ya hehehe

    ReplyDelete
  4. Setiap keselahan adalah tempat sebaik-baiknya kita buat belajar. Dan dari tiga kasus tadi, lu memang pinter ngambil hikmahnya. Meskipun kesalahan itu terbilang sepele semisal suudzon ke dosen haha

    Baru pertama kali mampir di sini. Salam kenal yaak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahah jangan deh sekali-kali suudzon kalo lo bukan seorang jaksa :v.
      Makasih bang, sering-sering ye hehe.

      Delete
  5. Ya Rabb ngakak so hard sob, lu ngapa bisa lupa ngasih nomer dah. Kesian pihak radionya pasti merasa di PHPin ente sob.

    Namanya manusia pasti kadang error, tapi jangan keterusan juga, ntar kapan belajarnya dari kesalah.

    kesimpulanya kesalahan is the best teacher

    ReplyDelete
    Replies
    1. guenya bang yang kasian, :( ngga dapet job wkwk.
      nah itu dia makanya.
      yes that's my point.

      Delete
  6. Wow wow wow!! Bisa bangett 3 pelajaran hidup dri 3 pengalaman serba kilat di atas. Tpi emang obatnya lupa adalah menulis ya gitu tulis semua yg kita mau buat, reminder begitu. Dan inshaAllah pebyakit lupa bisa pergi jauh jauuuuhhhhh 👍👍

    ReplyDelete
  7. Lah gue kira itu presentasi dari "apa yang ditemukan selama masa pencarian" teh jodoh :D

    Alhamdullilah dalam 1 hari ya itu 3 pelajaran hidup datangnya? Allah mah gitu, suka darimana aja nyadarin manusia ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yaampun mba cecil ini :v
      ngga sih timingnya beda, hehe lupa ngga ngasih detail tanggalnya. Iya Ia adalah sebaik-baiknya penulis skenario dan kita adalah pena-nya.

      Delete
  8. nice, memotivasi buat menjalani kehidupan ke arah yang lebih baik ;)

    ReplyDelete