Bukan Saatnya..

Seiring bertambahnya umur, aku bisa ngeliat apa aja kemungkinan yang akan terjadi. Mulai dari kemungkinan nikah, kemungkinan punya anak, atau kemungkinan hidup abadi sampai tua bareng pasangan. Hihi, banyak kemungkinan lain yang itu mungkin terjadi. Cuman belum saatnya.

Takdir memang milik-Nya. Tapi usaha maksimal itu milik kita. Nggak ada yang bisa mengubah cara kita hidup, gimana kita menikmati hidup, selain kita sendiri. Bener gak? Lagi bener emang aku wkwk.

Cuman dari semua itu, ada hal-hal yang belum patut diburu-buru. Karena hidup nggak seperti tahu yang bisa digoreng dadakan, lima ratusan, bermicin. Nggak. Bukan seperti itu.

Butuh proses. Dan, prosesnya harus rumit.

Merumitkan kehidupan itu penting. Kalo selalu disederhanain, kapan kita bisa tahan sama masalah yang tiba-tiba aja dateng nggak diundang entah datengnya darimana. Selama ada yang sulit, kenapa harus yang mudah? Kebalik kayaknya. Wkwk.

Yang pasti adalah:

• Bukan saatnya untuk kita mengeluh.

• Bukan saatnya untuk merasa lelah.

• Bukan saatnya menghadapi semuanya sendirian.

• Bukan saatnya berhenti.

Dan, lagi-lagi semua itu ada pada effort kita ngelawan diri sendiri. Kayak aku yang nggak bisa ngelawan nikmatnya rebahan. Kalah telak; KO. Susah emang ngelawan magnet kasur mah.

Iya sih itu yang penting. Intinya bagi aku, kamu, dan kita semua. Bukan saatnya buat berhenti berjuang. Karena kita masih dijajah kemiskinan. Buat beli makan aja masih mikir, kata seorang dosen uwu.

Well, masih banyak PR yang perlu kita kerjain. 

Itu alasan mendasar kenapa belom saatnya kita berhenti. Mari melanjutkan perjuangan kemerdekaan ini. Karena itu buat kelangsungan hidup kita juga. 

Segitu aja buat hari ini.