Patah dan kembali

Saat tengah sunyi yang kelam, hati terpatah

Sebuah lukisan duka terasa tak terucap

Seperti puing-puing yang tersebar terlunta

Di tanah sepi yang tak berkepala


Terdamparlah jiwa dalam kehampaan tanpa tara

Mengadu sepi di malam gelap yang mencekam

Lembut sinar bulan membasuh luka-luka

Namun pilu tak terhenti bertabuh


Patah hati, senyawa dari luka dan kehilangan

Melodi pilu yang membelenggu sanubari

Namun, dari reruntuhan itu tumbuh kekuatan

Dalam patah hati, jiwa terlahir kembali


Kupetik kepedihan untuk mengubah dunia

Dalam puisi, kata-kata menari-nari

Meski patah hati merajut duka tak terelakkan

Namun, ia pula yang membawa harapan yang tersembunyi


Hadirkanlah senyuman, meski ragu melingkari

Biarlah hati berpadu dengan waktu yang tumbuh

Karena patah hati bukanlah akhir cerita

Ia hanyalah awal baru terkuak dalam keabadian

Rizki Cahya Permana

Minimalism.